Rabu, 05 Oktober 2016

Softskill B.Indo 1 : Sistem informasi di Indonesia

Perkembangan sistem informasi merambah ke berbagai sektor kehidupan di dunia. Bukan hanya di negara maju, perkembangan teknologi sistem informasi juga terjadi di Indonesia. Hampir semua aktifitas manusia dibantu oleh sistem informasi dari komputer. Penerapan pada sistem informasi sangat beragam macamnya. Contoh penerapannya yaitu dibidang pendidikan, kesehatan, pemerintahan, perbankan, dan transportasi.
Penerapan sistem informasi di Indonesia berkembang secara perlahan. Dilihat pada perkembangan sistem informasi negara lain sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan perkembangan sistem informasi di Indonesia. Pada dasarnya sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Inilah hal yang nyata bahwa masih perlu perbaikan karena disebabkan banyak sekali orang di Indonesia yang dalam menjalankan perubahan tidak mendukung operasi dan menambah buruk manajemen sistem informasi. Padahal manusia sangat berperan penting dalam tahap perkembangan.
Perkembangan sistem informasi yang dibutuhkan saat ini untuk Indonesia adalah dunia pendidikan. Disebabkan karena pendidikan merupakan aset untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia sudah waktunya untuk mengubah manajamen pendidikan. Tujuan dari itu agar mampu mengikuti perubahan jaman dan mengembangkan sistem informasi. Pada saat sistem informasi pada pendidikan di Indonesia sudah membaik akan sangat berpengaruh besar terhadap masa depan seluruh rakyat Indonesia.

Softskill B.indo 1 : Pengertian sistem informasi

Sistem informasi merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah organisasi. Tanpa sistem informasi yang baik, proses pengambilan keputusan dalam organisasi akan menjadi lebih sulit. Adapun pengertian dari sistem informasi itu sendiri. Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terhubung untuk suatu tujuan. Sedangkan informasi memiliki arti : data yang telah diolah untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Jadi, sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling terhubung untuk menyalurkan informasi guna memperlancar proses pengambilan keputusan,
Sistem informasi terdiri dari komponen – komponen yang disebut dengan blok. Blok yang ada pada sistem informasi diantaranya : blok input, blok model, blok output, dan lain sebagainya. Sistem informasi juga memiliki beberapa tipe, diantaranya : sistem informasi akuntansi, sistem informasi pemasaran, sistem informasi pembelian, dan lain – lain. Tidak mudah untuk merancang sebuah sistem informasi. Oleh karena itu, para pakar atau ahli dibutuhkan untuk merancang sebuah sistem informasi yang baik.

Softskill B.indo 1 : Peran, fungsi dan perkembangan bahasa indonesia

Pernanan Bahasa merupakan salah satu yang paling penting dalam berbahasa, sebelum mengenal pernanannya seharusnya kita mengenal dulu konsep pernanan bahasa tersebut.

Kosep pernanan bahasa, dari salah satu para ahli. yaitu

Konsep Keraf dalam Smarapradhipa :

Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

Mengenai dari konsep perananan bahasa tersebut Jurusan Sistem Informasi memiliki arti sangat penting, karena pada dasarnya peranan bahasa sangat berguna dalam setiap atau dalam hal apapun. Jurusan sistem informasi memiliki arti yaitu suatu ilmu yang dapat menekankan kemampuan dalam merancang, mengembangkan, dan menerapkan berbagai macam pengoperasian bentuk sistem informasi, dan juga sebuah sistem yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pihak yang dimaksud.

Sistem informasi dapat digunakan untuk kemudahan memperoleh data yang ada dengan cara diurutkan (misal: database), promosi kepada masyarakat umum (misal: website), dan pengolahan data (misal: software untuk akuntansi). Maka, Sistem Informasi adalah jurusan yang dapat mendukung dan bekerja sama dengan Humas, Akuntansi, Teknik Informatika, Administrasi, dan ilmu-ilmu lainnya.

Maka dari itu Opini Saya, dengan dari konsep bahasa menurut Keraf dalam Smarapradhipa dalam kaitannya dengan jurusan sistem informasi dalam pernanan bahasa indonesia, saya sangat setuju, namun komunikasi yang dimaksud dalam jurusan sistem informasi untuk mendapatkan suatu informasi tidak hanya menggunakan alat ucap manusia saja atau pun mempergunakan simbol-simbol vokal tetapi dapat juga menggunakan suatu data yang berupa dari tulisan atau digital (misal:buku dan e-book), media gambar dan juga film / video. Karena di dalam jurusan sistem informasi, informasi atau data yang didapat dari berbagai sumber akan di analisa secara menyeluruh untuk menjadi suatu informasi topik bahasan yang untuk di bahas, di ceritakan, di publikasikan kepada masyarakat dalam bentuk berita atau juga sebagai perancangan dan pengembangan.

Dengan bersifat arbiter bahasa juga mempunyai sifat konvensional yang bermaksud sebagai satu pandangan atau anggapan bahwa kata – kata sebagai penanda tidak memiliki hubungan instrinsik atau inhern dengan objek, tetapi berdasarkan kebiasaan.



Fungsi Bahasa Indonesia.

Fungsi Bahasa Secara Umum sebagai alat komunikasi lisan maupun tulis. Bahasa pada dasarnya sudah menyatu dengan kehidupan manusia. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan disampaikan lewat bahasa.


Dan selain itu memiliki fungsi lain. Santoso, dkk. (2004), berpendapat bahwa bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut:

Fungsi informasi
Fungsi ekspresi diri
Fungsi adaptasi dan integrasi
Fungsi kontrol sosial

Menurut Sumiati Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu :

Fungsi praktis
Fungsi kultural
Fungsi artistik
Fungsi edukatif
Fungsi politis

Dan menurut Hallyday (1992), Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi untuk keperluan:

Fungsi instrumental, bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu
Fungsi regulatoris, bahasa digunakann untuk mengendalikan prilaku orang lain
Fungsi intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
Fungsi personal, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
Fungsi heuristik, bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
Fungsi imajinatif, bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi
Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi

Fungsi bahasa indonesia secara umum dari fungsi bahasa menurut saya, yaitu :

Bahasa indonesia sebagai bahasa nasional yang mempunyai fungsi khusus diantara sebagai Bahasa resemi kenegaraan Bangsa Indonesia, bahasa pengentara dalam dunia pendidikan, bahasa resmi untuk segala kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah dan terkahir sebagai pengembangan kebudayaan dan IPTEK.

Selain itu fungsi bahasa indonesia memiliki fungsi lain yang dimiliki oleh bahasa baku, yaitu :
Fungsi pemersatu, fungsi bahasa indonesia untuk mempersatukan suku bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda.
Fungsi pemberi kekhasan, fungsi bahasa indonesia untuk memperbedakan bahasa itu dengan bahasa yang lain.
Fungsi penambah kewibaan, fungsi bagi orang yang mahir berbahasa indonesia dengan baik dan benar.
Fungsi sebagai kerangka acuan, bahasa baku merupakan norma dan kaidah yang menjadi tolak ukur yang disepakati bersama untuk menilai ketepatan penggunaan bahasa atau ragam bahasa.

Perkembangan Bahasa Indonesia dan IPTEK

Perkembangan Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga perlu di bakukan atau di standarkan, karena Bahasa indonesia sebagai titik acuan dari beberapa keragaman suku budaya dan bahasa budaya karena Bangsa indonesia memiliki banyak ragam suku, dan bahasa indonesia memiliki sejarah yang panjang untuk menjadikan bahasa indonesia sebagai bahasa umum di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perkembangan lainnya bahasa indonesia meliputi ejaan. Ejaan tersebut diantaranya mengalami perkembangan dan ditetapkan pada tahun tersebut dan juga digantikan atau di pembaharui, yang pertama Ejaan Van Ophuijen (1901) lalu digantikan oleh Ejaan Soewandi atau dikenal sebagai Ejaan Republik (1947) yang mengalami perubahan ejaan, dan perubahan terkahir Ejaan yang Disempurnakan (1972) yang dikenal EYD, EYD juga dilakukan pengembangan yang pertama pada tahun 1975 yaitu Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Istilah oleh menteri pada saat itu, namun pada tahun 2009 dinyatakan tidak berlaku lagi dan digantikan EYD yang di revisi kedua. dan juga sejarah lainnya adalah munculnya Kamus besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dan terus dilakukan pembaharuan hingga terkahir tahun 2013 yang sudah memiliki 5 revisi Kamus besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang memiliki penambahan sampai sekarang.

Bahasa Indonesia di dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa indonesia berfungsi sebagai wahana untuk menyampaikan sesuatu informasi dengan cepat dan sekecil-kecilnya dalam penuturan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat hendaklah menggunakan bahasa ilmiah. persyaratan penuturan karangan ilmiah kurang lebihnya yaitu

Jelas, bahasa ilmi pengetahuan dan teknologi mempersyaratkan pengetahuan yang lugas, tetapi jelas. dengan demikan, salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari karena itu kata yang terpakai umumnya lebih bersifat denotatif daripada konotatif. Ungkapan yang terpakai itu sederhana dan tanpa basa-basi, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan keterangan yang saling berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca yaitu :

Ringkas, dalam arti mengharuskan uraian yang padat tetapi tidak dengan memendekkan atau menggunakan akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.

Lengkap, dalam arti tidak membiarkan pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan dan sebaliknya yang sudah nyata atau tidak perlu diulang-ulang atau diberi tekanan khusus. Semua data yang perlu harus data sedangkan yang berlebih-lebihan harus ditinggalkan

Sederhana, dalam arti kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan sintaksis yang tidak berbelik-belit

Keutuhan dan Unity dalam arti dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis antara bagian-bagian karangan, sehingga keseluruhan hubungan yang baik dan logis itu tetap terlihat.

Keruntutan atau Chorence yang dalam arti adanya keterpautan makna didalam suatu karya tulis dapat dicapai dengan menyusun kalimat-kalimat login dan kronologis serta berdasarkan urutan pentingnya kalimat.

Tidak menggunakan Implikatur dalam arti suatu hal baru diterangkan sejelas mungkin tanpa menggunakan implikasi seperti banyak terdapat dalam bahasa lisan sehari-hari.

Inferensi, yang artinya akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan penulis, sehingga memungkinkan adanya interpretasi yang bagi para pembaca.

Disediakan ringkasa isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan pembaca.

Presoposisi yang diciptakan, disesuaikan dengan tingkat pengetahuan pembaca

Ketelititan, dalam arti merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan teknologi agar penuturan tidak hanya menyakut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun harus di perhatikan. Ketelitian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menyangkut penggunaan data, penerapan rumus, penerapan nama orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakain lamban dan satuan.

Bahasa Indonesia sebagai Sarana Pengembangan IPTEK

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional baru pada tahun 1928 yang ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. sejak itu pula nama Indonesia dipakai sebagai nama tersebut, yang sebelumnya dikenal dengan bahasa Melayu. Setelah Indonesia merdeka, bahasa Indonesia itu dijadikan bahasa negara, seperti dapat dibaca pada Undang-Undang Dasar 1945, pasal 36. ini berarti bahwa, sebagai bahasa negara bahasa Indonesia baru lahir tahun 1945, bersamaan dengan disahkannya Undang-Undang 1945.

Suatu kenyataan bahwa ilmu pengatahuan dan teknologi di negara ini, sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kepesatan perkembangannya, perlu diimbangi dengan oleh bahasa yang mampu mewadahinya serta yang mampu meneruskan ilmu pengatahuan dan teknologi ini, baik secara hosisontal (kepada generasi yang sama), maupun secara vertikal (kepada generasi yang akan datang).

Untuk itu, perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi, bahan pembahasannya seyogyannya ditulis dengan gaya karya ilmiah, atau ilmiah populer. Penyajian karya ilmiah populer tidak memerlukan skemata atau pengatahuan yang rumit tentang segala sesuatu yang dibahas. Ilmu pengatahuan dan teknologi dapat disajikan dengan bahasa yang jelas, dengan mempergunakan istilah yang lazim digunakan dalam masyarakat umum. Nadanya imformatif, di isi banyak humor agar menarik bagi pembaca.

Penggunaan istilah baru sebagai pengganti istilah asing, memang seyogyanya mendapatkan perhatian khusus dari para penulis karangan ilmiah. Namun penggembangan penggunaan selanjutnya sangat bergantung kepada keberanian istilah baru itu dalam masyarakat. kata canggih misalnya, kini sudah memasyarakat dengan baik. Salah satu alasannya mungkin karena kata sophisticated yang semula dipergunakan sebelum kata ”canggih” dilakukan, belum begitu banyak dipergunakan oleh penulis ilmu pengatahuan dan teknologi. Selain kata canggih, istilah sangkil dan ”mangkus” memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan karena belum kuasa mengganti kata efektif dan efisien yang tampaknya sudah lebih lama membudaya di kalangan masyarakat.

Dalam bahasan Indonesia, untuk bidang ilmu pengatahuan dan teknologi, telah tumbuh peristilahan, ungkapan dan semantik. Menciptakan istilah mengharuskan penghayatan ilmu yang bersangkutan dan pemahaman bahasa yang secukupnya. Di sini kita temukan perpaduan antara cara cipta dan cita rasa. Lihatlah berapa banyak istilah yang kita ciptakan hanya dengan membubuhkan awalan dan akhiran. Kata larut misalnya, dapat kita turunkan menjadi melarut, larutan, pelarut, pelarutan, dan kelarutan. Kita pun dapat menggali dari khasana bahasa Indonesia. Sebagai contoh, sudah lama tidak mempunyai istilah untuk padanan kata steady flow, tetapi sekarang dapat mengindonesiakannya menjadi aliran lunak. Penggunaan dari bahasa Inggris to sesnse kini banyak yang dihubungkan dengan teknologi mutakhir, yaitu cara merekam permukaan bumi dari setelit. Untuk itu, menggunakan mengindera dan selain itu dapat pula diturunkan seperangkat kata, seperti pengeinderaan, penginderaan jauh, teknik pengeinderaan dan pengindera.

Bentuk lain, penuturan bahasan Indonesia sebagai bahasa IPTEK, yang merupakan padanan dari bahasa asing, misalnya kata engineering dapat dipadankan dengan kata rekayasa. Dari kata rekayasa dapat diciptakan kata perekayasaan, merekayasa, teknik merekayasa, rekayasa genetika, dan sebagainya.

Belakangan ini ada anggapan dari kebanyakan orang, bahwa bahasa Indonesia tidak dapat diringkas . berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Purwo Hadijojo, yang difokuskan pada perbandingan judul karya ilmiah dalam bahasa Inggris Ground Water for Irrigation dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan jumlah kata yang relatif sama, yaitu air tanah untuk irigasi, ada juga judul karya ilmiah dari bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih pendek, yaitu The Economic Value of Ground Water dalam bahasa Indonesia Nilai Ekonomi Air Tanah. Namun demikian, ada juga yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih panjang Modern well Design dalam bahasa Indonesia Perencanaan sumur Bor Masa Kini.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa bahasa Indonesia memiliki kemampuan yang sama dengan bahasa-bahasa dunia lainnya dalam memasyarakatkan IPTEK.

Referensi Artikel :





Selasa, 04 Oktober 2016

Rangkuman Dimensi Struktur , Departementasi, Model Desain dan Impilkasi

A. DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
Empat desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian departemen, dan rentang kendali) menghasilkan struktur organisasi, Para peneliti dan praktisi manajemen berusaha untuk mengembangan pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja, sikap, keefektifan, dan variabel lainnya. Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan.
1.Formalisasi
Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.
2.Sentralisasi
Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.
3.Kerumitan
Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.
B. DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa-numeral
9. Proyek atau matriks
Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
Departementalisasi Divisional :Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.
C. MODEL-MODEL DESAIN ORGANISASI
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
1. Desain Organisasi Mekanistik.
Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2. Desain Orgranisasi Orgranik.
Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.
D.IMPLIKASI MANAJERIAL DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.
-referensi
1.http://nonasakurahanami.blogspot.com/2012/11/desain-dan-struktur-organisasi_6.html
2.http://philipus-k-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-68321-Umum-Penataan%20Struktur%20dan%20Desain%20Organisasi.html
3.http://raitosun.blogspot.com/2012/03/model-desain-organisasi.html

Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan

Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli :
  • Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
  • Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
  • Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah  suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
Dasar Pengambilan Keputusan 
Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
  1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
  1. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
  1. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
  1. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
  1. Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
  • Kejelasan masalah
  • Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
  • Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
  • Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai criteria
  • Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksima.
Jenis – Jenis Keputusan Organisasi
Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
-. Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
-. Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
Sumber :
https://hasanismail25.wordpress.com/2013/05/15/bab-5-dan-6-definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan/

Peran Komunikasi dalam Organisasi

1. Pengertian dan Arti Komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti ‘sama’.Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common )Komunikasi adalah “suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain”. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.Menurut Widyatmini Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
2. Jenis dan Proses Komunikasi
Di bawah ini ada beberapa jenis komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :
1) Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan : komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara.
contoh : presentasi
b. Komunukasi Tertulis : komunikasi melalui tulisan.
contoh : email
c. Komunikasi Verbal : komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan.
contoh : curhat
d. Komunikasi Non Verbal : komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat).
contoh : seseorang yang nerves (gemetar)
2) Dari segi arahnya :
a. Komunikasi Ke atas : komunikasi dari bawahan ke atasan.
b. Komunikasi Ke bawah : komunikasi dari atasan ke bawahan.
c. Komunikasi Horizontal : komunikasi ke sesama manusia/setingkat.
d. Komunikasi Satu Arah : pemberitahuan gempa melalui BMKG (tanpa ada timbal balik).
e. Komunikasi Dua Arah : berbicara dengan adanya timbal balik/saling berkomunikasi.
3) Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu : Berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya.
contoh : berbicara melalui telepon
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok) : berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok
Contoh : kelompok satpam menginterogasi suatu kelompok.
c. Kelompok Lawan Kelompok : Berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
Contoh: debat partai politik
4) Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal : Komunikasi yang berlangsung resmi.
Contoh: rapat pemegang saham
b. Komunikasi Informal : Komunikasi yang tidak resmi.
Contoh : berbicara dengan teman
Berikut ini adalah proses-proses untuk berkomunikasi:
• Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Pertanyaan dan sebagainya
• Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
• Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
• Mengartikan kode/isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.
• Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim
• Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
• Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
Berikut Bagan proses komunikasi
Proses Komunikasi
3.Komunikasi Efektif
Kemampuan komunikasi merupakan faktor penentu kesuksesan setiap individu, Komunikasi merupakan keterampilan yang paling penting dalam kehidupan setiap manusia dan organisasi. Steven Covey mengibaratkan komunikasi adalah napas kehidupan makhluk. Ia menitikberatkan pada konsep saling ketergantungan untuk menjelaskan hubungan antarmanusia. Faktor penting dalam komunikasi tidak sekadar pada apa yang ditulis atau dikatakan seseorang, tetapi lebih pada karakter seseorang dan bagaimana sesorang dapat menyampaikan pesan kepada penerima pesan.
Syarat utama komunikasi yang efektif adalah karakter dan integritas pribadi yang menyampaikan pesan tersebut. Menurut Covey, untuk membangun komunikasi yang efektif diperlukan lima dasar penting yaitu usaha untuk benar-benar mengerti orang lain, kemampuan untuk memenuhi komitmen, kemampuan untuk menjelaskan harapan, kemauan untuk meminta maaf secara tulus jika melakukan kesaahan, dan kemampuan memperlihatkan integritas.
Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, seorang komunikator harus mampu mengidentifikasi sasaran yang menjadi penerima pesan, menentukan tujuan Efektivitas komunikasi, merancang pesan, memilih media, memilih sumber pesan, dan mengumpulkan umpan balik. Dalam mengidentifikasi sasaran atau penerima pesan perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya adalah Menentukan, mengenali dan mempelajari siapa yang akan dijadikan sasaran, dalam hal ini siapa target/segmen konsumennya. Siapa sasaran yang dijadikan target adalah calon konsumen potensial, pengguna produk/jasa, orang-orang yang membuat keputusan membeli, dan orang yang mempengaruhi pembelian, apakah individu perorangan, kelompok, publik khusus atau publik umum.
 4.IMPLIKASI MANAJERIAL
Komunikasi membantu pelaksanaan perencanaan manajerial secara efektif, komunikasi yang berhasil merupakan hasil dan bukanlah sebab daripada menejemen yang kompeten. Ada kemungkinan bahwa seseorang merupakan seorang komunikator baik sekali, tetapi ia seorang manejer yang buruk. maka disinilah dibutuhkan implikasi manajerial, dimana hal ini merupakan suatu cara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer dari hasil komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada 5 macam tipe komunikasi manejerial:
  1. Komunikasi formal (Formal Communication), yang mengikuti rantai perintah organisasi formal.
  2. Komunikasi informal (Informal Communication), yang digunakan manejer untuk melengkapi komunikasi formal. Mereka melakukannya dengan jalan menyelidiki bagaimana kelompok informal bekerja dalam organisasi yang bersangkutan.
  3. Komunikasi non-formal (Informal Communication), Komunikasi ini bersifat efektif komunikasi ini disebabkan oleh ketidaksengajaan daripada organisasi formal yang menyebabkan terjadinya tindakan secara tidak sengaja.
  4. Komunikasi teknis (Technical Communication), digunakan oleh orang-orang yang bekerja dalam bidang yang sama.
  5. Komunikasi tentang prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan (Procedural and Rules Communication), komunikasi ini biasanya dalam bentuk buku pegangan (manual) tentang organisasi yang bersangkutan. Ia memberikan keterangan tentang kebijaksanaan kebijaksanaan spesifik dan peraturan-peraturan.
Referensi
  • 1996. Pengantar Organisasi dan Metode, Jakarta, Gunadarma.
  • Xie, A., Rau, L.P., Tseng, Y., Su, H., Zhao, C., 2008. Cross cultural influence on communication effectiveness and user interface design. International Journal of Intercultural Relation, 32 (1), 80-91
  • Ruben Brent D dan Lea P Stewart. (2006). Communication and Human Behavior. United States: Allyn and Bacon
  • Wayne Pace dan Don F. Faules, 1993, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, ed: Deddy Mulyana, 2001, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
  • http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/06/proses-komunikasi-pengirim-pesan.html

Peran Komunikasi dalam Organisasi

1. Pengertian dan Arti Komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti ‘sama’.Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common )Komunikasi adalah “suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain”. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.Menurut Widyatmini Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
2. Jenis dan Proses Komunikasi
Di bawah ini ada beberapa jenis komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :
1) Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan : komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara.
contoh : presentasi
b. Komunukasi Tertulis : komunikasi melalui tulisan.
contoh : email
c. Komunikasi Verbal : komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan.
contoh : curhat
d. Komunikasi Non Verbal : komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat).
contoh : seseorang yang nerves (gemetar)
2) Dari segi arahnya :
a. Komunikasi Ke atas : komunikasi dari bawahan ke atasan.
b. Komunikasi Ke bawah : komunikasi dari atasan ke bawahan.
c. Komunikasi Horizontal : komunikasi ke sesama manusia/setingkat.
d. Komunikasi Satu Arah : pemberitahuan gempa melalui BMKG (tanpa ada timbal balik).
e. Komunikasi Dua Arah : berbicara dengan adanya timbal balik/saling berkomunikasi.
3) Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu : Berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya.
contoh : berbicara melalui telepon
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok) : berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok
Contoh : kelompok satpam menginterogasi suatu kelompok.
c. Kelompok Lawan Kelompok : Berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
Contoh: debat partai politik
4) Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal : Komunikasi yang berlangsung resmi.
Contoh: rapat pemegang saham
b. Komunikasi Informal : Komunikasi yang tidak resmi.
Contoh : berbicara dengan teman
Berikut ini adalah proses-proses untuk berkomunikasi:
• Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Pertanyaan dan sebagainya
• Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
• Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
• Mengartikan kode/isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.
• Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim
• Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
• Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
Berikut Bagan proses komunikasi
Proses Komunikasi
3.Komunikasi Efektif
Kemampuan komunikasi merupakan faktor penentu kesuksesan setiap individu, Komunikasi merupakan keterampilan yang paling penting dalam kehidupan setiap manusia dan organisasi. Steven Covey mengibaratkan komunikasi adalah napas kehidupan makhluk. Ia menitikberatkan pada konsep saling ketergantungan untuk menjelaskan hubungan antarmanusia. Faktor penting dalam komunikasi tidak sekadar pada apa yang ditulis atau dikatakan seseorang, tetapi lebih pada karakter seseorang dan bagaimana sesorang dapat menyampaikan pesan kepada penerima pesan.
Syarat utama komunikasi yang efektif adalah karakter dan integritas pribadi yang menyampaikan pesan tersebut. Menurut Covey, untuk membangun komunikasi yang efektif diperlukan lima dasar penting yaitu usaha untuk benar-benar mengerti orang lain, kemampuan untuk memenuhi komitmen, kemampuan untuk menjelaskan harapan, kemauan untuk meminta maaf secara tulus jika melakukan kesaahan, dan kemampuan memperlihatkan integritas.
Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, seorang komunikator harus mampu mengidentifikasi sasaran yang menjadi penerima pesan, menentukan tujuan Efektivitas komunikasi, merancang pesan, memilih media, memilih sumber pesan, dan mengumpulkan umpan balik. Dalam mengidentifikasi sasaran atau penerima pesan perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya adalah Menentukan, mengenali dan mempelajari siapa yang akan dijadikan sasaran, dalam hal ini siapa target/segmen konsumennya. Siapa sasaran yang dijadikan target adalah calon konsumen potensial, pengguna produk/jasa, orang-orang yang membuat keputusan membeli, dan orang yang mempengaruhi pembelian, apakah individu perorangan, kelompok, publik khusus atau publik umum.
 4.IMPLIKASI MANAJERIAL
Komunikasi membantu pelaksanaan perencanaan manajerial secara efektif, komunikasi yang berhasil merupakan hasil dan bukanlah sebab daripada menejemen yang kompeten. Ada kemungkinan bahwa seseorang merupakan seorang komunikator baik sekali, tetapi ia seorang manejer yang buruk. maka disinilah dibutuhkan implikasi manajerial, dimana hal ini merupakan suatu cara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer dari hasil komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada 5 macam tipe komunikasi manejerial:
  1. Komunikasi formal (Formal Communication), yang mengikuti rantai perintah organisasi formal.
  2. Komunikasi informal (Informal Communication), yang digunakan manejer untuk melengkapi komunikasi formal. Mereka melakukannya dengan jalan menyelidiki bagaimana kelompok informal bekerja dalam organisasi yang bersangkutan.
  3. Komunikasi non-formal (Informal Communication), Komunikasi ini bersifat efektif komunikasi ini disebabkan oleh ketidaksengajaan daripada organisasi formal yang menyebabkan terjadinya tindakan secara tidak sengaja.
  4. Komunikasi teknis (Technical Communication), digunakan oleh orang-orang yang bekerja dalam bidang yang sama.
  5. Komunikasi tentang prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan (Procedural and Rules Communication), komunikasi ini biasanya dalam bentuk buku pegangan (manual) tentang organisasi yang bersangkutan. Ia memberikan keterangan tentang kebijaksanaan kebijaksanaan spesifik dan peraturan-peraturan.
Referensi
  • 1996. Pengantar Organisasi dan Metode, Jakarta, Gunadarma.
  • Xie, A., Rau, L.P., Tseng, Y., Su, H., Zhao, C., 2008. Cross cultural influence on communication effectiveness and user interface design. International Journal of Intercultural Relation, 32 (1), 80-91
  • Ruben Brent D dan Lea P Stewart. (2006). Communication and Human Behavior. United States: Allyn and Bacon
  • Wayne Pace dan Don F. Faules, 1993, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, ed: Deddy Mulyana, 2001, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
  • http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/06/proses-komunikasi-pengirim-pesan.html